Pages

Friday, November 14, 2014

Tangan

Haihai,

Well, setelah penantian panjang, akhirnya nge-blog juga (siapa juga yang menanti), hehe..
Tangan. Kenapa "Tangan"?
Setiap orang pasti punya pemikiran/pandangan yang berbeda terhadap sesuatu.
Gw pun demikian. Misalnya menilai seseorang dari gaya bicaranya, atau dari pakaiannya, atau dari kendaraannya, atau dari tasnya. Tapi kadang beberapa orang bilang "Don't judge a book by it's cover.". FYI, quote ini ga berlaku dikalangan Mahasiswa yang sering motokopi Text Book, dimana harga Hard Cover memang lebih mahal dibanding Soft Cover.
Tapi, ada juga penilaian yang teramat sangat berbeda, entahlah, Gw pikir ini cuma Gw doang yang melakukannya, hahaha, Gw kadang menilai seseorang dari jemari tangannya.
Ya, sebenernya ga ngaruh juga sih penilaian Gw terhadap siapapun, apapun, dan kapanpun, hahaha..
Tapi terkadang Gw bingung sendiri dengan sudut pandang Gw sendiri, Gw kadang berpikir "Apa Gw doang ya di alam semesta ini yang berpikir kaya gitu?", entahlah..
Akhirnya Gw menemukan kesimpulan sementara: karena setiap orang diciptakan berbeda (entah ini nyambung atau engga).
Tapi, sebagai manusia biasa, kadang Gw bingung, Gw teramat sangat sulit menunjukkan ekspresi sedih Gw. Gw kadang iri dengan orang yang bisa menceritakan kesedihannya. Well, sebenernya Gw pernah 'mencoba' melakukannya satu kali ke fake friends Gw, saat Gw cerita, mereka berkelkuan aneh, ada yang bengong, ada yang menggambar-gambar abstrak. Dan beberapa bulan kemudian mereka ngaku bahwa mereka sebenernya ga ngerti tentang yang Gw ceritain dan ekspresi Gw datar dan aneh, setelah itu, Gw ga pernah melakukan lagi, Gw kapok.
Gw pernah denger tentang "Your sadness in the past can be your joke in the future." dan menurut Gw i'ts absolutely true. Misalnya, ini misalnya lho ya, pokoknya misalnya, jadi misalnya aja, kalo misalnya kan berarti ga kejadian dikehidupan nyata, misalnya lo ketinggalan pesawat dan harus beli tiket pesawat dengan harga yang sama atau mungkin lebih mahal, saat itu lo sedih banget, tapi dimasa depan ketika cerita ke temen-temen, khususnya ke fake friends lo, lo akan diketawain dan lo juga akan tertawa. Hahaha..

Tapi Gw memang kadang ga bisa dan ga mau menceritakan kesedihan Gw karena Gw pernah baca suatu quote, hemm, gimana ya kalimatnya, agak lupa, kira-kira begini "Telling someone they can't be sad because other have it worse is like saying someone can't be happy because others have it better.". Hahaha, Gw jadi tambah bingung.
Well, sudahi kebingungan ini, see you on next quotes, hehe..

Daaah.
xoxo, Dee


Thursday, September 4, 2014

Ibu

Heiloiloi,

Gw mau bahas tentang Ibu.
Gw sering banget denger pernyataan yang kurang lebih "Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas”. Saat awal-awal Gw denger pernyataan itu, Gw agak bingung, Gw mengartikan bahwa itu berhubungan dengan gen si Ibu yang diturunkan ke anaknya. Nah, pengartian Gw stuck sampai disitu aja sampai ketika suatu hari Gw lagi di kereta (Commuter Line, kereta untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya) dan mendengar obrolan sebuah, eh, seorang anak bocah, yaaa, pokoknya belom 10 tahun lah, yang bertanya kepada Ibunya, bukan Bapaknya, Engkongnya, ataupun Pamannya, kan keretanya di gerbong khusus perempuan, jadi di gerbong itu udah pasti ga ada Bapak-Bapak. *malah bahas kereta*
Well, si anak ini menanyakan beberapa hal ke Ibunya, misalnya:
"Bu, ini apa?" menunjuk ke arah luar saat kereta berhenti dan orang-orang mulai keluar masuk (baca: stasiun).
Ibunya pun menjelaskan bahwa "Ini namanya stasiun, stasiun itu tempat orang-orang naik-turun kereta."
Mendengar jawaban si Ibu, Gw pun sadar. Gw teringat salah satu kelas waktu masih muda dulu, waktu kuliah, sebut saja nama Mata Kuliahnya: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A, atau pendeknya eMPeKaTe A *semua anak UI mah insyaAlloh pasti tau kuliah ini*.
Nah, saat itu, dosen memberi pertanyaan dan kami harus menulis jawaban diselembar kertas. Pertanyaannya adalah: "Jelaskan pengertian 'Pintu' menurut definisi anda masing-masing", jelas lah, jawaban setiap orang yang ada di kelas itu berbeda-beda, jawabannya ga ada yang benar dan salah, itu tergantung imaginasi kita mengenai pintu. Coba, jawaban pembaca apa? *ayo jawab, jawab duluuuuu*
Nah, dosen pun mengumpulkan kertas dan membaca beberapa jawaban kami, ya kami, masa kamu, dan salah satunya itu ada jawaban Gw.
Semua jawaban berbeda, kira-kira jawabannya begini:
Mahasiswa a: Pintu adalah alat untuk keluar masuk di suatu ruangan.
Mahasiswa b: Pintu dalah alat penghubung antar ruangan yang satu dengan ruangan lainnya.
Mahasiswa c: Pintu adalah sesuatu yang di bagian kiri dan kanannya terdapat tembok, namun ada satu pintu yang tidak memiliki tembok, yaitu pintu Doraemon.
*p.s. udah pada tau lah ya jawaban Gw yang mana, ya, jelaslah Gw yang Mahasiswa c, hehee*
Pun demikian dengan Ibu-Ibu, ketika ditanya oleh anaknya, dengan pertanyaan yang sama, pasti lah jawaban tiap Ibu berbeda satu dengan yang lainnya. Nah, jawaban Ibu ini lah yang membentuk si Anak ini, mungkin disuatu tempat dialam yang berbeda sana ada Ibu yang menjawab "Apa an sih Kamu nanya-nanya melulu, berisik tauk!!" atau bahkan mungkin ada Ibu yang sama sekali tidak menggubris pertanyaan anaknya dan diam saja dikarenakan keasyikan main hape. Berarti Ibu dengan jawaban cerdas dan memberikan penjelasan yang baik lah kepada anaknya yang membuat si anak kelak menjadi cerdas dan baik. Hal yang sangat mempengaruhi dalam membangun karakter anaknya menjadi anak yang berpengetahuan baik dimasa mendatang. *tsaaaaaahh*
Ini tumben banget pemikiran Gw bisa sampai sini, hahaha.

Betewe, Gw jadi kangen Ibu Gw. Ibu yang keren abis. Dan seberapapun banyaknya umur Gw sekarang, didepan Ibu Gw, Gw masih lah anak Ibu yang kalo makan disuapin pake tangan Ibu dan kalo Gw mau ke toilet harus ijin dulu. Haahahha..

Sudahlah, nanti tambah sedih mau ketemu Ibu, maka sudahi tulisan ini, hehehe..

Ciao.
xoxo, Dee





Monday, May 26, 2014

Debuss

Hai, *sepi*
Long time no see. Well, hampir setengah tahun ga nulis-nulis, hehhee.
*menyudahi alesan-alesan udah lama ga posting*
Actually, banyak banget yang mau Gw share di blog ini, namun apalah daya, cuma nyangkut ampe otak Gw doang, belum sempat dituangkan dalam kata-kata. #tsaahh, mhahaha.

Kali ini, Gw mau share mengenai kejadian yang mendebarkan dan bikin jantung gw deg-deg-an parah.
Ya, si Culprit-nya adalah seorang Ibu yang satu angkot dengan Gw.
Once upon a time, Gw lagi diangkot (mobil Carry) yang lumayan sepi. Penghuninya cuma Supir dan seorang temannya yang duduk berdua di kursi depan dengan romantisnya sambil ngomongin embak-embak yang lagi di pinggir jalan, dan di belakang ada Gw yang duduk agak berseberangan dengan seorang Ibu.
Beberapa menit setelah angkotnya berangkat, si Ibu ini mulai melakukan hal aneh. Awalnya Gw ga gitu 'ngeh' karena Ibu ini duduknya agak menyerong, jadi Gw ga bisa langsung liat yang do'i lakukan. Tapi setelah Gw perhatiin secara seksama, oh mai gat, Ibu ini lagi bersihin gigi (tusuk gigi) pake jarum pentul.
Well, Gw ngaku kalo Gw juga pernah melakukan hal yang sama, dimana ketika ada yang nyangkut di gigi itu merupakan hal yang dapat membuat hidup ga tenang sehingga emang harus segera disingkirkan. Tapi sebelum melakukannya, Gw liat-liat sekitar dulu, mastiin kalo dalam lima menit kedepan ga akan ada bencana alam (eg: gempa, kebakaran, banteng ngamuk, de es be) atau ga ada saksi hidup atas ke-debuss-an yang bisa bikin jantung deg-deg-an yang dapat menyebabkan kematian.
Tapi ini si Ibu ngelakuin itu di angkot yang lagi jalan. Men!! Yang bener aja!! Jantung Gw mau copot rasanya ngeliat kelakuan debuss itu di depan Gw sendiri. Imagine!! Lo nusuk-nusuk gigi pake jarum pentul, se-tumpul-tumpul-nya jarum, yang namanya jarum ya tetep jarum! Di angkot pula! Kalo angkotnya tetiba nge-gas atau belok mendadak atau nge-rem mendadak, GIMANAA? Gimana nasib jantung Gw yang terpaksa ga sengaja jadi saksi hidup kejadian ituhh??!! Hadehh.
Udah, memang pendek sih ceritanya, tapi sukses bikin Gw geli dan deg-deg-an parah. Hufftt.
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini ya, heemm, emm, mm, pelajarannya, errr, yap, pelajarannya: jangan bawa-bawa jarum pentul. *hosh*
Karena kejahatan bukan hanya terjadi karena niat (niat mau tusuk gigi), tapi juga karena adanya kesempatan (sempat-sempatnya bawa jarum pentul).

Waspadalah, waspadalah.
xoxo, Dee